Minggu, 27 September 2009

MAAF. Kita Meminta atau Memberi?!!

Sudahkah kita kembali ke Fitrah? Tak ada yang tahu. Tapi sebagai muslim dan muslimah sebuah keharusan untuk meyakininya.


Menceritakan pengalaman. Dalam sebuah sesi ceramah yang aku ikuti selama Ramadhan, yang rutin diselenggarakan setiap ba'da dzuhur di tempat aku bekerja (client), aku mendengarkan sebuah ungkapan dari penceramah yang cukup membuatku terkesima. Asal beliau aku lupa, tapi seingat yang kudengar beliau adalah seorang Dai yang lama belajar dan berdakwah di Qatar. Dan menjelang hari Lebaran beliau pulang sejenak ke tanah air.

Disebutkan. Ada yang salah dengan orang Indonesia dalam mengucapkan kata maaf saat menjelang hari raya Iedul Fitri tiba. Sang penceramah berkata, janganlah kalian meminta maaf. Karena itu tidak diperbolehkan. Dia pun menegaskan bahwa apa yang dilakukan kita seharusnya adalah memberikan maaf, sesuai dengan salah satu Asmaul Husna Sang Maha Pencipta, Maha Pengampun.

Mungkin ini dikaitkan dengan pepatah yang sering menyebutkan bahwa "Memberi lebih baik daripada Menerima" Memang idealnya seperti itu. Dan ada hal lain yang disampaikan penceramah yang justru membuat semua jamaah tertawa terkait hal diatas.

Beliau menyarankan, "Bapak-Ibu yang telah menyampaikan sms permintaan maaf kepada karib kerabat, keluarga, dan lainnya. Tarik Kembali ucapan itu. Lalu perbaiki dengan sms baru yang akan saya ucapkan"

Beliau menegaskan bahwa bagaimanapun kita tidak diijinkan untuk meminta maaf. Lalu dengan spontan beliau menyampaikan. Sampaikan sms perbaikan permohonan maaf kepada orang-orang yang telah bapak-ibu kirimkan sebelumnya. Isi sms nya kira-kira berbunyi "Selamat Hari Raya Iedul Fitri. Dosa Bapak/Ibu/Saudara sudah saya maafkan."

Hahaha... Spontan semua jamaah tertawa terbahak. Karena dipikiran mereka, gendeng ni orang berani-beraninya sms seperti ini ke orang lain. Tentu orang lain yang menerimanya pun akan heran dan bertanya-tanya. Tapi apakah tidak masuk akal apa yang telah disampaikan beliau??
Mengenai ini aku belum begitu paham dari sudut pandang agama Islam. Tapi apa yang telah disampaikan beliau cukup membuatku berpikir dan mengerutu dalam hati. Oh iya ya?? Hmm..

0 komentar:

Posting Komentar